PELAJARAN DARI SEORANG PEJUANG TUA
Seorang tua duduk di kursi tua berkata, “Hari ini angin menisik teras rumah. Di atas gemerisik atap, cahaya kuning pucat, tenang dan sengat. Bersinar-sinar melalui daun-daun. Suara-suara yang mendayu tepian bukit. Embusannya lembut membawa aroma bunga. Segar dengan embun yang jatuh. Ini hari jadi seluruh negeri.” Aku tersenyum saja, hanya bisa tersenyum dan mengiyakan. Seorang tua duduk di kursi tua berkata, “Dan di bawah jendela halaman rumah ini, berkilauan cahaya kehijauan seperti permadani. Kelompok bunga bermekaran. Kecipak ikan semarak di kolam. Kepak kupu-kupu mendebarkan dada. Aku tersenyum saja, hanya bisa tersenyum dan mengiyakan. Seorang tua duduk di kursi tua berkata, “Oh, malam itu indah sekali, langit kesumba namun rawan menakutkan. Jari-jariku bergetar menyentuh pelatuk senapan tua. Dadaku meruang altar doa. Berdetak dan kebas mengucap segala doa dan duka merupa. Setiap kata mengetuk janji suci pada negeri, juga perjuangan diri.” Aku tersenyum saj...